MetroNasional, Indragiri Hilir Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan kurikulum dan manajemen pembelajaran di berbagai tingkatan pendidikan. Isu-isu seperti kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, kualitas guru dan tenaga pendidik, serta implementasi teknologi dalam pembelajaran menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas di Indonesia.
Perubahan paradigma pendidikan menuju pembelajaran berbasis kompetensi dan pengembangan karakter juga menjadi perhatian penting dalam upaya menciptakan lulusan yang siap menghadapi tantangan era globalisasi. Pemerintah dan institusi pendidikan di Indonesia harus bekerja sama untuk menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Salah satu faktor penting yang menjadi pertanyaan saat ini adalah bagaimana diskursus urgensi manajemen kurikulum pendidikan dan pembelajaran yang ideal guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia indonesia dalam menghadapi era globalisasi saat ini.
Pengembangan manajemen kurikulum pembelajaran menurut A. Hamid Syarif merupakan istilah komprehensif di dalamnya tercakup perencanaan, penerapan dan penilaian, ini berarti bahwa kegiatan pengembangan kurikulum mencakup penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang disertai dengan penilaian yang intensif, dan penyempurnaan-penyempurnaan yang dilakukan terhadap komponen-komponen tertentu dari kurikulum tersebut atas dasar hasil penilaian.
Bila kurikulum itu sudah cukup dianggap mantap, setelah mengalami penilaian dan penyempurnaan, pengembangan kurikulum merupakan suatu proses siklus, yang tidak pernah ada starting dan tidak pernah berakhir. Hal ini disebabkan pengembangan kurikulum itu merupakan suatu proses yang tertumpu pada unsur-unsur dalam kurikulum, yang di dalamnya meliputi tujuan, isi (materi), metode, organisasi dan penilaian itu sendiri sebagaimana yang dikemukakan oleh A. Hamid Syarif dalam bukunya pengembangan kurikulum pendidikan.
Pengembangan kurikulum bukanlah urusan yang sederhana melainkan urusan yang menyangkut berbagai pihak, berbagai aspek dan dimensi dengan sifatnya yang dinamis, kompleks, mendalam dan luas. Oleh karena itu diperlukan Pengaturan dan atau penataan manajemen kurikulum pendidikan dan pembelajaran di antaranya:
Pengembangan kurikulum yang sederhana menyangkut berbagai pihak, berbagai aspek dan dimensi dengan sifatnya yang dinamis, kompleks, mendalam dan luas, dengan cara mereview dan menganalisis kurikulum yang telah diterapkan guna memastikan kesesuaian dan keselarasan pembelajaran pendidikan yang terintegrasi dengan sistem manajemen pendidikan berjenjang (Tingkat Dasar, Menengah, Atas dan Perguruan Tinggi);
Reinveinting manajemen Pendidikan dan kurikulum pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang berkesesuain dengan kondisi geografis dan kebutuhan sumber daya manusia tingkat lokal.
Pengembangan manajemen pendidikan dan kurikulum pembelajaran yang berkelanjutan.
- "Untuk mengatasi kurangnya keselarasan antara kurikulum dan tujuan pembelajaran, penting bagi guru dan pengembang kurikulum untuk meninjau dan menganalisis buku teks secara menyeluruh untuk memastikan kesesuaian dan keselarasan dengan kurikulum IPS dan hasil pembelajaran yang diinginkan. Dengan demikian, guru dapat membekali siswa dengan materi yang relevan, menarik, dan memungkinkan mereka mengembangkan pemahaman mendalam tentang konsep IPS [1]." (Toto & Aynin, 2024) (Sumardianto, 2024)
Selain itu, masalah yang sering dihadapi dalam manajemen pembelajaran adalah ketidakmampuan guru dalam memotivasi siswa, mengelola waktu pembelajaran secara efektif, serta memberikan umpan balik yang konstruktif. Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan dan pembinaan bagi guru agar dapat mengatasi tantangan tersebut dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Selain itu, kolaborasi antara guru, kepala sekolah, dan pengawas juga sangat penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan mendukung perkembangan siswa secara holistik. Dengan adanya kerja sama yang solid antara pihak-pihak terkait, diharapkan dapat tercipta kualitas pembelajaran yang optimal dan memaksimalkan potensi siswa.
Semua pihak harus saling mendukung dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif, inklusif, dan memberikan ruang bagi perkembangan potensi siswa secara menyeluruh. Dengan demikian, konsep IPS dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi proses pembelajaran. Sebagai contoh, di sebuah sekolah yang menerapkan konsep ini, guru-guru bekerja sama dengan orang tua siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Mereka mengadakan pertemuan rutin untuk berdiskusi tentang perkembangan siswa dan merencanakan kegiatan yang dapat mendukung potensi mereka secara holistik.
- "Pelatihan guru dan pengembangan profesional yang tidak memadai di Indonesia disebabkan oleh kurangnya program pengembangan profesional yang berkelanjutan dan terbatasnya akses terhadap pelatihan. Banyak guru di Indonesia belum memiliki kompetensi pedagogik dan keahlian yang memadai untuk mengajar secara efektif [1]." (Agus et al., 2023)
dapat menjadi hambatan dalam implementasi konsep IPS ini. Tanpa pengetahuan dan keterampilan yang memadai, guru mungkin kesulitan dalam merancang dan mengelola pembelajaran yang sesuai dengan konsep IPS. Selain itu, kurangnya dukungan dari pihak sekolah dan kurikulum yang kaku juga dapat menghambat proses implementasi tersebut. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk memberikan pelatihan dan dukungan yang cukup kepada guru-guru agar mereka dapat menjalankan konsep IPS dengan baik. Contoh detail terkait dengan hal ini adalah ketika seorang guru tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang pendekatan IPS dan kurikulum yang kaku membatasi kreativitas mereka dalam merancang pembelajaran yang menarik dan relevan bagi siswa. Akibatnya, siswa mungkin kehilangan minat dalam mata pelajaran tersebut dan tidak dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.
- "Sumber daya dan infrastruktur yang tidak memadai untuk pengajaran dan pembelajaran yang efektif terjadi terutama di daerah pedesaan dan terpencil di Indonesia. Banyak sekolah masih kekurangan akses internet yang stabil dan perangkat keras yang memadai untuk menjalankan aplikasi AI yang kompleks. Selain itu, pusat data dan infrastruktur cloud computing yang memadai juga masih terbatas di Indonesia [17], [18]. Kurangnya sumber daya manusia yang terampil dalam bidang AI juga menjadi kendala dalam mengimplementasikan AI dalam pendidikan [19]." (Hartono, 2024) (Sundari, 2024)
dapat menjadi hambatan utama dalam implementasi konsep IPS di sekolah. Tanpa fasilitas yang memadai seperti ruang kelas yang nyaman, perpustakaan yang lengkap, dan akses ke teknologi modern, guru-guru akan kesulitan untuk menciptakan lingkungan belajar yang stimulatif dan interaktif bagi siswa. Selain itu, kurangnya dukungan dari pihak sekolah dalam hal pengadaan bahan ajar yang relevan juga dapat menghambat proses pembelajaran IPS. Oleh karena itu, penting bagi pihak sekolah untuk memastikan bahwa semua sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan telah tersedia untuk mendukung pelaksanaan konsep IPS secara optimal. Dengan adanya fasilitas yang memadai di sekolah, para guru dapat lebih mudah untuk mengimplementasikan konsep IPS dengan baik. Ruang kelas yang nyaman, perpustakaan yang lengkap, dan akses ke teknologi modern akan mendukung terciptanya lingkungan belajar yang stimulatif dan interaktif bagi siswa. Dukungan yang memadai dari pihak sekolah dalam hal pengadaan bahan ajar yang relevan juga akan memperlancar proses pembelajaran IPS. Dengan demikian, pihak sekolah perlu memastikan bahwa semua sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan telah tersedia untuk mendukung pelaksanaan konsep IPS secara optimal.
Rekomendasi untuk Perbaikan yaitu :
Memperkuat program pelatihan guru dan pengembangan profesional
untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap kurikulum yang ada. Selain itu, perlu juga dilakukan evaluasi terhadap kurikulum yang telah ada untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Dengan melakukan perbaikan yang berkelanjutan, diharapkan kurikulum dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang maksimal dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.
2. Meningkatkan proses evaluasi dan revisi kurikulum
untuk memastikan bahwa kurikulum yang ada dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak terkait, seperti guru, orang tua, siswa, dan ahli pendidikan, dalam proses evaluasi dan revisi kurikulum. Dengan demikian, diharapkan kurikulum dapat menjadi lebih relevan dan efektif dalam menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.
3. Meningkatkan investasi dalam sumber daya pendidikan dan infrastruktur
pendidikan, seperti pembangunan gedung sekolah yang representatif dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Selain itu, peningkatan investasi juga perlu dilakukan dalam pelatihan dan pengembangan kualitas guru, pengadaan buku dan materi pembelajaran yang mutakhir, serta pengembangan teknologi pendidikan yang dapat mendukung proses pembelajaran. Dengan adanya investasi yang memadai, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus meningkat dan memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan bangsa.
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah pentingnya investasi dalam bidang pendidikan dan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya pembangunan gedung sekolah yang representatif, fasilitas yang memadai, pelatihan guru yang berkualitas, pengadaan materi pembelajaran yang mutakhir, serta pengembangan teknologi pendidikan, diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis perlu segera diimplementasikan untuk mewujudkan visi pendidikan yang lebih baik di Indonesia. Investasi dalam pendidikan dan infrastruktur merupakan kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan adanya fasilitas yang memadai dan tenaga pendidik yang berkualitas, diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi peserta didik. Meskipun tantangan besar masih terjadi, langkah-langkah strategis yang tepat perlu segera diambil agar visi pendidikan yang lebih baik dapat tercapai di masa depan. Sebagai contoh, dengan melakukan investasi dalam pembangunan sekolah yang dilengkapi dengan teknologi modern dan fasilitas yang memadai, maka akan memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa. Selain itu, pelatihan dan peningkatan kualitas tenaga pendidik juga akan membantu meningkatkan standar pendidikan di Indonesia.
Publikasi tulisan Tugas Magister Manajemen Kurikulum di UAD Yogyakarta
by Nurlela,S.Pd